BOGOR, Kobra Post.
SMP Negeri
14 Kota Bogor mungkin jadi satu-satunya sekolah di Kota Bogor yang tidak
menyediakan tempat sampah. Namun sekolah yang berlokasi di wilayah Kelurahan
Situ Gede Bogor Barat Kota Bogor ini tetap bersih dan hijau.
Lalu apa
kuncinya sekolah itu tetap bersih? Ternyata sejak satu bulan lalu SMPN 14
menerapkan gerakan Sampah Ku Bukan Untuk Mu (SAKU), yakni mengantongi sampah ke
saku.
Kepala
Sekolah SMP Negeri 14 Bogor, Ajat Sudrajat mengatakan, program SAKU ini
merupakan implementasi dari program Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor yakni
Sekolah Kinclong. Pasalnya setiap sekolah dibebaskan untuk membuat berbagai
inovasi dan kreasi demi mewujudkan Sekolah Kinclong. Melalui inovasi gerakan
SAKU, sekolah tidak lagi menyediakan tempat sampah.
“Dulu
sekolah kami punya banyak tempat sampah, tetapi dalam pengangkutan sampahnya
agak kurang efektif sehingga menimbulkan bau dan kotor,” ujarnya, Jumat
(25/01/2019).
Ia
menuturkan, gerakan SAKU didukung penuh oleh guru, staf dan tentunya
siswa-siswi. Hal itu bisa terlihat dari kondisi sekolah yang meskipun tidak
memiliki tempat sampah tetapi begitu bersih tanpa ada sampah berserakan. Selain
itu, dengan mengantongi sampahnya sendiri, turut membentuk karakter siswa yang
cinta kebersihan dan mau menjaga lingkungan.
“Kami rekrut juga beberapa siswa
sebagai Duta Remaja Cinta Lingkungan yang siap menegur teman sebayanya dan
memungut sampah yang masih tercecer,” jelasnya.
Kepala
Disdik Kota Bogor Fahrudin mengatakan, program Sekolah Kinclong baru di-launching 2019 namun sosialisasi dan
edukasi pemahaman ke sekolah-sekolahnya sudah dilakukan sejak 2018.
Disdik
memang memberikan kebebasan berinovasi bagi setiap sekolah untuk
menginterpretasikan program tersebut yang terpenting tujuannya sama yakni
menjadikan sekolah bersih dan sehat.
“Buat saya SMPN 14 ini luar biasa
inovasinya karena berapa tidak menyediakan tempat sama. Jadi anak-anak
betul-betul bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri,” imbuhnya.
Walikota
Bogor, Bima Arya mengucapkan terima kasih atas ide ini. Ia percaya kegiatan
yang diawali dari sekolah bisa berjalan dengan baik. Meski begitu ia
mengingatkan agar jangan sampai gerakan ini hanya hangat di awal-awal saja
namun harus terus berlanjut dan bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah
lainnya.
“Mudah-mudahan
selama satu tahun seluruh sekolah di Kota Bogor bisa seperti ini juga,”
harapnya.
Sementara
itu, Ketua Duta Remaja Cinta Lingkungan, Citra Amelia mengatakan, ia dan
teman-temannya mendukung gerakan ini karena sekolahnya jadi lebih bersih dan
nyaman. Siswa kelas VIII ini pun tak segan menegur jika temannya masih ada yang
membuang sampah sembarangan.
“Gerakan
ini sangat bagus, sekolah jadi terbebas dari sampah. Kami juga merasa senang
dengan kehadiran pak wali ke sekolah kami,” pungkasnya. (Didon)
0 Comments