BOGOR, Kobra Post.
Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kota
Bogor menggelar seminar di Gedung Wanita Kota Bogor, Rabu (24/04/2019).
Seminar dengan tema ”Meningkatkan Kepedulian Kita Untuk Mencegah
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak” dibuka Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Bogor Artiana Yanar
Anggraini.
Turut hadir Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Bogor Endah
Nurochmah Ade Sarip, Wakil Ketua TP. PKK Kota Bogor Yanti Dedie A. Rachim,
Ketua PUSPA Kota Bogor Ning Taufik dan narasumber seminar Elly Risman.
Ketua panitia F. E Eriyanto ketika ditemui usai acara menyampaikan
bahwa kegiatan seminar ini adalah bagian dari launching PUSPA Kota Bogor
setelah dibentuk kemudian dilantik dan juga untuk memperkenalkan PUSPA Kota
Bogor.
“Kami menggelar seminar ini sebagai cara untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat Bogor tentang PUSPA,” katanya.
Setelah acara seminar ini kata dia, PUSPA Kota Bogor juga akan
berencana akan mengintervensi 40 lebih tempat, namun yang dipilih ada 1 dari 4
lokasi yang sedang di assesment sebagai contoh tempat keluarga.
Sementara itu, Kepala DPMPPA Kota Bogor, Artiana Yanar Anggraini dalam
sambutannya mengatakan, seminar ini sebagai salah satu kegiatan mewujudkan Visi
Pemerintah Kota Bogor 2019-2024, yakni mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Ramah
Bagi Keluarga dan Misi mewujudkan Kota Bogor yang sehat, cerdas dan sejahtera.
Melalui Visi Misi tersebut tentunya para peserta diharapkan bisa
memahami bahwa harus ada pembaharuan terhadap infrastruktur, salah satunya
adalah pembenahan penataan taman-taman yang tentunya bisa digunakan untuk
kenyamanan keluarga, kemudian infrastruktur yang lainnya adalah bagaimana nanti
mewujudkan keluarga yang ramah.
Wakil Ketua TP. PKK Kota Bogor, Yanti Dedie Rachim mengajak semua
untuk meningkatkan kepedulian dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan
anak.
“Mudah-mudahan hasilnya dapat mengurangi angka kekerasan terhadap
perempuan dan anak,” harapnya.
Menurut data di Kota Bogor kekerasan terhadap perempuan dan anak di
tahun 2017 kisaran 30 kasus dan tahun 2018 menjadi 46 kasus. Rata-rata
ini masih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dalam menjaga ketahanan
keluarga, hal ini juga akan membawa dampak buruk terhadap perkembangan
psiko-sosial dari setiap anggota keluarganya.
“Kegiatan hari ini adalah salah satu upaya kita sebagai lembaga atau
masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT),” sebutnya.
Selain itu, juga sambungnya
pemerintah tidak tinggal diam untuk mencegah KDRT, namun demikian upaya
pemerintah saja belum cukup menekan kasus KDRT perlu dilakukan seluruh lapisan
masyarakat, termasuk Tim Penggerak PKK Kota Bogor melalui Sekolah Ibu. (red)
0 Comments